09 Juni 2009

the Unimagine Traffic

Hampir satu bulan kita tak berjumpa. Selama itu rasanya aku dikelilingi berbagai tekanan dan tuntutan untuk menyelesaikan tugas, ujian, dan beberapa bagian dari tugas akhir (TA). Hhh.. akhirnya selesai juga hari-hari yang melelahkan itu, walaupun tak semua berjalan dengan sempurna (TA nya belum selesai lho!!!) dan terpaksa menyisihkan tanggungjawabku sebagai senator (maaf kawan2..). Nah, sekarang apa yang akan kulakukan? Sebenernya minggu depan aku bakal magang, tp mumpung skr masi santai, jadi pingin nulis2 dulu nih :).

Pertama-tama aku ingin mengucapkan terima kasih kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Segalanya, karena telah memberikan jalan kehidupan yang baik dan hebat kepadaku. Juga kepada PT. TELKOM ,Tbk. yang telah memberikan kesempatan kepadaku untuk magang di Telkomsel-Jakarta, melalui program Co-op nya. Walaupun yg keterima cukup banyak (*326 dari seluruh Indonesia katanya), aku tetap merasa bersyukur, setidaknya dengan ini aku ada kesibukan lain setelah kuliah selesai (?? TA-nya emang udah?? T.T selain TA maksudku..). Dan mudah-mudahan setelah magang dapet kerja disana juga :) Hahaha.. berharap boleh kan?

Yak, cerita ini bermula dari rencanaku yg ingin mencoba memperkirakan perjalanan dari rumah ke kantor, (ehm..) tempat magang-ku nanti. Bangun jam 5, aku udah siap2 mau berangkat dari rumah jam 6 (buat info aja, klo kantor biasanya masuknya jam 8). Secara teoritis klo naik bis/angkot memakan waktu sekitar  1 jam (kata ibuku, soalnya tempatnya deket kantor ibuku). Tapi lho? knapa berangkat jam 6? Untuk estimasi waktu katanya. Soalnya kita gak tau apa yang akan terjadi di jalan, bisa aja bis/angkotnya telat, penuh, macet, dsb. Hmm.. sebagai orang yg belum cukup pengalaman melintasi lalu lintas kota jakarta, aku ngikut aja.

So, jadilah, aku dan ibuku berangkat jam 6 (lebih2 dikit lah..). Naik angkot, turun, ganti angkot, ganti bis, ... setelah berputar2 selama kurang lebih sekitar 1 jam, akhirnya kami sampai di depan kantor ibuku. Yah, kurang lebih perkiraan ibuku tepat. Perjalanan yg menurutku, kurang lebih cukup nyaman untuk ukuran berpergian dengan bis/angkot. Setelah itu, ibuku ke kantor dan aku berjalan-jalan sebentar ke sekitaran jakarta (.. ups yang ini cerita pribadi, maaf). Perjalanan pulang naik bis Trasjakarta (busway), juga menarik (walau hampir tak bisa bernafas dalam bis, karena terlalu banyaknya orang di dalam >.<). Dan sampailah aku di rumah dengan selamat. Dalam benakku, aku berkata, "wah klo seperti ini, pergi-pulang ke tempat magang tidak masalah..".

Sore harinya, aku diajak ayahku menjemput ibuku di kantornya. Mengingat pengalaman perjalanan pagi hari dengan bis/angkot yg berjalan lancar, maka semestinya tidak masalah klo sekarang aku menggunakan kendaraan pribadi. Bisa lebih cepat semestinya, pikirku. Tapi "kenyataan memang tak seindah dengan apa yang dibayangkan". Berangkat pk.16.25, sampai dengan pk.18.00, jangankan sampai di rumah, sampai di kantor ibuku saja belum, malahan ibuku yang udah nunggu dan akhirnya pulang naik bis, sampai di rumah duluan... Ckckckck.. Apa-apaan ini??!!? padahal di jalan tol, mobil-mobil yang ada udah kaya orang-orang antri sembako gratis ato BLT aja... Betul2 gak kebayang. Klo dipikir2 apa jakarta udah kebanyakan kendaraan ya? Ato orang2 jakarta yg kebanyakan kendaraan? 

Klo diingat-ingat kuliah2 dahulu, kejadian seperti ini, mirip seperti kejadian yang ada di dalam jaringan komputer, bagiannya trafik jaringan. Klo di jaringan udah traficnya 'overload' kita bisa menerapkan multiplexing ato nambah bandwidth (tapi nambah bandwidth = nambah duit yg banyak, duitnya dari mana? susah deh). Umumnya yg sering dilakukan adalah dengan menggunakan multiplexing. Buat yg gak ngerti itu apa, singkatnya multiplexing itu adalah penggunaan satu resource jaringan secara bersama-sama (sharing). Klo dibalikin ke dunia nyata, multiplexing ini hampir sama dengan penggunaan satu kendaraan secara bersama-sama oleh banyak orang, ato pemanfaatan angkutan umum.

Jadi klo boleh saran, wahai orang2 yang bikin macet, klo bisa gunakanlah angkutan umum. Banyak pahalanya contoh: mengurangi macet (itu artinya mengurangi orang yang stress akibat macet), mengurangi polusi (artinya mengurangi orang yang sakit akibat menghirup udara kotor), trus juga itung2 bisa bantu para supir dan kernet angkot supaya dapet penghasilan yg lebih baik (artinya anda akan meningkatkan taraf hidup mereka). Klo anda2 tidak mau, solusi lain untuk macet, cobalah untuk "berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat". Tapi itu mungkin akan butuh "try&error" yang cukup lama, mungkin berhari-hari atau bertahun-tahun. So, silakan pilih dan selamat mencoba :P