04 Februari 2009

'OSI Layer' Model

Kuliah jaringan komunikasi data beberapa hari yang lalu, menyinggung sedikit mengenai model OSI Layer. Beberapa mungkin tidak tahu, tapi teman-teman kita di telekomunikasi harus tahu (paling tidak pernah mendengar :P) apa itu model OSI. Open Systems Interconnection Reference Model (OSI Model) adalah suatu model teoritis yang menjelaskan bagaimana komunikasi antar device dalam jaringan berjalan. OSI model dikembangkan oleh International Organization for Standarization (ISO) pada tahun 1977, sebagai basic model untuk komunikasi antar device jaringan. Tujuan adanya model OSI ini adalah sebagai bantuan untuk memahami komunikasi antar device pada jaringan, dan untuk membantu memilah kesalahan/troubles yang terjadi di dalam jaringan. Bagi para software dan hardware manufactures, model OSI memungkinkan mereka untuk menjamin bahwa produk mereka bisa bekerja sama (satu protokol).

Model OSI terdiri atas 7 bagian yang disebut 7 Layers (*seperti pada gambar di samping). Masing-masing layer terpisah satu sama lain (independen) dan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Tetapi tiap layer juga menyediakan service ke layer di atas atau di bawahnya.

Layer 1: Physical Layer.
Fungsi utamanya yaitu mendefinisikan code-code biner dalam suatu sinyal elektrik sehingga dapat dikirimkan melalui media transmisi. Layer ini berhubungan langsung dengan saluran transmisi jaringan baik yang wire (kabel UTP) ataupun wireless (antena). Layer ini juga berfungsi untuk membangun dan memutus koneksi secara fisik.

Layer 2: Data Link Layer.
Fungsi utamanya meneruskan sinyal yang diterima dari Physical layer ke Network layer dan menyediakan Media Access Control (MAC). MAC bertugas untuk mengontrol akses ke jaringan (flow control), di dalamnya termasuk fungsi untuk mendeteksi dan mengkoreksi error sinyal (error control), jika tidak dapat dikoreksi, layer akan mengirim error warning ke network layer. Di dalam layer ini juga berjalan fungsi Framing dan Synchronizining.

Layer 3: Network Layer.
Fungsi utamanya yaitu merutekan paket dari sumber ke tujuan (routing), mentranslasi address (addressing), dan mengatur koneksi pada jaringan (connection control). Layer1-3 disebut layer bawah (Lower Layers) bekerja pada koneksi "hop-to-hop", sedangkan layer 4 dst disebut layer atas (Upper Layers) bekerja pada koneksi "end-to-end".

Layer 4: Transport Layer.
Fungsi utamanya yaitu mendeteksi dan mengkoreksi error paket (error control) untuk koneksi end-to-end. Melaksanakan multiplexing, flow control dan congestion control pada paket-paket yang berjalan.

Layer 5: Session Layer.
Fungsi utamanya yaitu membangun (establish), mengontrol (manage) dan memutus (delete) koneksi end-to-end. Mengontrol kanal jaringan (full-duplex/half-duplex) dan Quality-of-Service (QoS) dari jaringan.

Layer 6: Presentation Layer.
Fungsi utamanya yaitu melakukan enkripsi/dekripsi (encryption/decryption), kompresi/ekspansi (compression/expansion) data dan memilih syntax.

Layer 7: Application Layer.
Fungsi utamanya adalah menyediakan interface antara proses di dalam jaringan dengan user melalui suatu program aplikasi yang terdapat dalam device (komputer).
Contoh: Network API (Aplication Program Interface)

Berikut ringkasan fungsi-fungsi dari 7 Layer OSI Model:


Lalu "bagaimana data mengalir?" Di sistem pengirim, saat data dikirim dari aplikasi pada komputer sumber terjadilah hal-hal berikut. Data pada aplikasi yang digunakan user, berada dalam bentuk paket (packet) bergerak turun melalui layer-layer OSI dari Aplication Layer (L7) menuju Physical Layer (L1). Dalam pergerakannya melalui layer-layer, paket-paket data di-encapsulasi (ditambahkan informasi tambahan berupa header), tanpa mengubah isi data. Saat mencapai Physical Layer, data siap untuk ditransmisikan melalui media transmisi. Pada saat akan ditransmisikan, data bisa berupa sinyal analog atau digital, dalam bentuk elektrik, cahaya atau gelombang radio. Kemudian data ditransmisikan ke device tujuan.

Di sistem penerima, data bergerak sebaliknya, naik dari Physical Layer (L1) menuju Aplication Layer (L7). Dalam pergerakannya melalui layer-layer, paket-paket data di-deencapsulasi (menghilangkan header), tentunya tanpa mengubah isi data. Setelah mencapai Aplication Layer, data siap digunakan oleh user lain yang berada pada device penerima. Berikut contoh diagram aliran data dari pengirim (sender) kepada penerima (receiver) pada jaringan.