17 Januari 2009

Tumpek Landep & Bersihkan Motor

Diiringi hembusan angin dan rintik hujan sepanjang jalan, akhirnya sampai juga di kamarku. Selesai sudah acara malam ini sembahyang odalan di pura Wira Satya Angkasa, Kopo-Bandung. Bertepatan dengan hari raya Tumpek Landep yang memperingati upacara penyucian 'senjata-senjata' suci dan keramat (landep) warisan nenek moyang dahulu. Diperingati setiap hari Sabtu Kliwon wuku Landep. Cerita-cerita mengenai hari raya ini tidak begitu banyak dan kurang terkenal di masyarakat Hindu di luar Bali. Makna 'senjata' yang disucikan yang digunakan zaman ini pun sudah berubah. Jika zaman dahulu 'senjata' yang dimaksud bermakna sebenarnya, pada zaman sekarang, 'senjata' yang dimaksud lebih bermakna filosofis.

Zaman dahulu 'senjata' yang dimaksud di atas adalah senjata yang tajam yang digunakan untuk bekerja atau berperang seperti pisau, keris, tombak, cangkul, arit, dsb.. atau senjata suci dan keramat yang memiliki unsur magis. Secara filosofis, 'senjata-senjata' yang dimaksud di atas bertujuan untuk membantu manusia dalam bekerja dan berusaha untuk mencapai kemakmuran hidup. Pada zaman sekarang, tentu kemakmuran tidak lagi dicapai dengan keris atau tombak. (*khususnya orang-orang di kota, kalau orang-orang di desa yang bekerja sebagai petani rasanya masih menggunakan cangkul dan arit untuk memakmurkan hidupnya.) Tradisi orang-orang di kota zaman sekarang pada hari raya Tumpek Landep, mereka membersihkan dan menyucikan benda-benda tajam atau yang terbuat dari besi, seperti mobil, motor, sepeda, ... (*berbagai jenis kendaraan dan peralatan dari besi lainnya.)

Mengapa? Jika kita telusuri, walau mobil dan motor pada zaman sekarang tidak ada unsur magisnya, tapi benda-benda tersebut memiliki kesamaan dengan keris atau tombak pada zaman dahulu. Persamaan yang pertama, sama-sama terbuat dari besi atau logam yang keras. Kedua, sama-sama berguna untuk membantu manusia mencapai kemakmuran hidup. Kalau dahulu para prajurit berperang dengan tombak dan keris, bekerja di sawah dengan cangkul dan arit, untuk mencapai kedamaian dan kemakmuran, zaman sekarang para pekerja, pegawai berangkat ke kantor dengan mobil atau motor demi mendapatkan gaji yang akan memberinya kemakmuran.

Entah kenapa orang yang tinggal di kota disebut orang kota. Tapi berhubung saya termasuk orang zaman modern, jadilah saya mengikuti 'tradisi modern'. Berhubung saya hanya punya motor, yang selalu menemani saya ke kampus, jalan-jalan, keluar bahkan mencari makanan, maka pada hari Tumpek Landep ini saya menyempatkan diri pergi ke tempat pencucian motor untuk mencucikan motor saya... (*klo nyuci sendiri kurang bersih, sekalian beramal ke tukang cucinya.. hehehe...) Secara pribadi saya kagum, bangga terhadap kemampuan adaptasi dan fleksibilitas dari salah satu tradisi yang ada di masyarakat Hindu kita, sehingga tradisi tersebut masih berjalan hingga saat ini. Walaupun mungkin teknis pelaksanaannya sedikit bergeser, tetapi filosofi dan makna dari tradisi tersebut dapat tetap terjaga. Mungkin hal-hal seperti inilah yang harus dicontoh oleh tradisi-tradisi Hindu lainnya. Jangan sampai, tradisi kita yang berharga hilang begitu saja karena perubahan zaman dan globalisasi dunia.

*Buat motor dan mobil di seluruh dunia, Selamat Hari Raya Tumpek Landep..
**Buat keris dan tombak yang masih 'hidup' di zaman modern ini, selamat juga ya.. :)